Gunung Argopuro adalah salah satu bekas gunung berapi yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Gunung Argopuro secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Bondowoso. Gunung ini tidak terlalu populer di kalangan wisatawan dikarenakan lokasinya yang terpencil dari jalur pariwisata dan jalur pendakiannya yang sangat panjang (kurang lebih 50 km). Selain mendapatkan predikat jalur pendakian paling panjang di Pulau Jawa, Gunung Argopuro juga tidak populer layaknya Gunung Semeru dan Rinjani.

Sebagai penyandang predikat jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa, tentunya Gunung Argopuro memiliki bentang alam yang sangat indah. Gunung Argopuro masuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Hyang, dengan bentang alam yang terdiri dari hutan hujan tropis, hutan cemara, savanna, rawa/danau. Kawasan ini juga memiliki beberapa puncak didalamnya. Ada 3 puncak paling tinggi di kawasan ini, yaitu Puncak Argopuro (3.088 mdpl), Puncak Rengganis (3.060 mdpl), dan Puncak Arca (3.000 mdpl).

Anda pasti membayangkan,
Bagaimana cara anda untuk bisa mendaki gunung ini dan mencapai semua puncaknya?
Darimana anda harus memulai?
Bagaimana cara anda kesana ?
Kapan anda bisa kesana?
Berapa banyak biaya yang anda butuhkan?
Dimana anda bisa mendapatkan jasa guide dan porter?
Dimana anda bisa mendapatkan peralatan pendakian?
Kesalahan apa saja yang banyak dilakukan oleh kebanyakan pendaki?
Apa saja kesulitan yang akan anda temui?

Banyak pertanyaan tanpa ada jawaban! Banyak waktu dan energi anda yang terbuang sia-sia tanpa mendapatkan informasi yang benar-benar penting untuk memulai pendakian ke Gunung Argopuro. Seperti yang sudah kami katakan diatas, lokasi Gunung Argopuro terletak jauh dari jalur pariwisata pada umumnya.

Tujuan dari ditulisnya artikel ini adalah untuk memberikan anda informasi mengenai apa saja yang anda butuhkan untuk mendaki Gunung Argopuro dan kesalahan apa saja yang harus anda hindari.

Untuk anda yang tidak ingin repot dan ingin mempercayakan segala hal yang berkaitan dengan pendakian Gunung Argopuro kepada kami, anda dapat menemukan program dan harga yang sesuai dengan kebutuhan anda di artikel ini.

Dan akhirnya, untuk anda yang ingin tahu, di bagian paling akhir artikel ini kami akan memberikan penjelasan kepada anda tentang Gunung Argopuro.

8 Hal Yang Harus Anda Tahu Sebelum Mendaki Gunung Argopuro

Bagaimana cara untuk pergi ke Gunung Argopuro?

Situbondo dan Probolinggo adalah 2 kota yang paling dekat dengan Gunung Argopuro. Jalur yang paling sering dilalui adalah Desa Baderan, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Apabila anda ingin berangkat dari Probolinggo, maka anda harus memulai dari Desa Bremi.

Bagaimana cara untuk sampai di Desa Baderan?

Desa Baderan terletak di Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo. Untuk menuju Desa Baderan anda bisa berangkat dari Surabaya, Malang, atau Banyuwangi dengan menggunakan bus karena tidak ada stasiun ataupun bandara di sekitar area pendakian Gunung Argopuro.

Dari Surabaya
  • Anda bisa menggunakan bus dari Terminal Bungurasih.
  • Pilihlah bus dengan tujuan Banyuwangi untuk selanjutnya turun di Alun-alun Besuki dengan tarif sekitar Rp 30.000 sampai Rp 50.000.
  • Dari Alun-alun besuki anda harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot (Rp 15.000) atau ojek (Rp 50.000) untuk sampai di Desa Baderan.
Dari Malang
  • Anda harus menggunakan bus dari Terminal Arjosari Malang dengan tujuan Kota Probolinggo dengan tarif sekitar 30.000.
  • Dari Terminal Bayuangga Probolinggo, anda harus melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Alun-alun Besuki dengan tarif sekitar Rp 25.000.
  • Dari Alun-alun besuki anda harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot (Rp 15.000) atau ojek (Rp 50.000) untuk sampai di Desa Baderan.
Dari Banyuwangi
  • Anda harus menggunakan bus dari Terminal Brawijaya Banyuwangi.
  • Pilihlah bus dengan tujuan Surabaya atau Probolinggo untuk selanjutnya turun di Alun-alun Besuki dengan tarif sekitar Rp 35.000.
  • Dari Alun-alun besuki, anda harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot (Rp 15.000) atau ojek (Rp 50.000) untuk sampai di Desa Baderan.

Bagaimana cara untuk sampai di Desa Bremi?

Desa Bremi terletak di Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Daerah ini sangat jauh dari pusat Kota Probolinggo. Hampir tidak ada angkutan umum untuk menuju ke lokasi ini.

  1. Darimanapun anda berangkat, yang harus anda lakukan adalah menuju Terminal Bus Bayuangga Probolinggo.
  2. Dari sini anda bisa melanjutkan perjalanan menggunakan Angkot, Ojek, atapun taxi untuk menuju ke garasi bus AKAS.
  3. Dari garasi bus AKAS ini setiap hari ada bus kecil yang berangkat menuju Desa Bremi setiap pukul 06.00 WIB dan 16.00 WIB (dari Bremi menuju Probolinggo pukul 05.30 WIB dan 15.30 WIB). Jangan lupa untuk memberitahu kepada kondektur bus bahwa tujuan anda adalah Pos Pendakian Gunung Argopuro.

Kapan saya bisa mendaki Gunung Argopuro?

Gunung Argopuro terbuka untuk kegiatan pendakian hampir sepanjang tahun. Namun ada kalanya kegiatan pendakian ditutup apabila cuaca sedang buruk atau terjadi kebakaran hutan. Kegiatan pendakian juga bisa ditutup apabila diadakan operasi SAR di area Gunung Argopuro. Waktu terbaik untuk mendaki Gunung Argopuro adalah pada bulan Mei sampai September.

Apakah saya harus membayar tiket masuk?

Ya, anda harus membayar tiket masuk kawasan dan mengisi form registrasi di setiap pos pendakian. Biaya yang harus anda keluarkan untuk tiket adalah sebagai berikut :

  • Wisatawan Nusantara :
    • Weekday / hari kerja / hari biasa Rp 20.000/orang/hari
    • Weekend / akhir pekan dan hari libur Rp 30.000/orang/hari
  • Wisatawan Mancanegara :
    • Weekday Rp 250.000/orang/hari
    • Weekend Rp 375.000/orang/hari

Dimana saya bisa menemukan penginapan?

Baderan

Bisa dibilang tidak ada penginapan atau homestay di desa ini. Namun anda bisa mencari penginapan atau hotel di sekitar Pembangkit Listrik Paiton yang berjarak sekitar 35 km dari Desa Baderan yang menyediakan banyak pilihan hotel atau homestay dengan berbagai pilihan harga.

Bremi

Sama halnya dengan Desa Baderan, tempat ini juga sangat jauh dari pusat Kota Probolinggo, namun ada satu resort yang tersedia di desa ini yang bisa menyediakan akomodasi untuk anda.

Mendaki Gunung Argopuro, dengan atau tanpa guide?

Bagi anda yang baru pertama kali mendaki ke Gunung Argopuro, sangat kami sarankan untuk menggunakan jasa guide. Hal ini dikarenakan banyak sekali percabangan jalur yang bisa membuat anda tersesat dan kemungkinan besar sulit untuk ditemukan. Beberapa jalur bahkan tertutup semak-semak karena jarang dilalui pendaki dan juga minimnya penanda di sepanjang jalur pendakian.

Dimana saya bisa mendapatkan jasa guide dan porter?

Karena sedikitnya minat wisatawan untuk mendaki Gunung Argopuro, maka sangat susah untuk mendapatkan jasa guide dan porter disini. Apalagi seringnya pendakian dimulai dari titik A dan berakhir di titik B. Sangat disarankan untuk menghubungi pos pendakian apabila anda ingin menggunakan jasa guide dan porter. Perlu diingat juga bahwa kebanyakan penduduk lokal di kedua desa hanya menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa lokal (terutama Bahasa Jawa dan Bahasa Madura). Hal ini juga yang menjadi alasan banyak wisatawan diluar area Probolinggo, Situbondo, Jember, dan Bondowoso lebih memilih untuk menggunakan jasa travel agent untuk mengakomodir kebutuhan pendakian mereka.

Dimana saya bisa menyewa peralatan pendakian?

Tidak ada persewaan ataupun penyedia peralatan pendakian baik di Desa Baderan maupun Desa Bremi. Anda harus membawa peralatan pendakian anda sendiri untuk mendaki Gunung Argopuro (kecuali anda menggunakan jasa travel agent yang sudah mempersiapkan semua kebutuhan perjalanan pendakian anda)

Kesalahan yang Harus Anda Hindari Sebelum dan Selama Pendakian Gunung Argopuro

  • Datang tanpa tahu kegiatan pendakian sedang ditutup.
  • Melakukan pendakian sendiri tanpa dibekali informasi yang cukup.
  • Melakukan pendakian tanpa peralatan yang memadai.
  • Melakukan pendakian tanpa didampingi oleh seseorang yang tahu kondisi dan arah jalur pendakian.

Kita telah membahas mengenai persiapan sebelum pendakian Gunung Argopuro. Sekarang mari kita bahas mengenai kegiatan pendakiannya.


Pendakian Gunung Argopuro


Rangkaian Pegunungan Hyang-Argopuro, salah satu jalur pendakian terindah di Pulau Jawa dengan jarak sekitar 50 km. Jalur pendakian yang sangat panjang dan area yang sangat luas mengharuskan anda untuk melakukan perjalanan selama kurang lebih 5 hari.
Untuk jalur pendakian resmi saat ini diketahui ada 2, yaitu melalui Desa Baderan (750 mdpl) dan Desa Bremi (990 mdpl). Kedua jalur ini nantinya akan bertemu di Puncak karena biasanya pendakian dimulai dari titik A dan berakhir di titik B.

Pendakian Gunung Argopuro Via Baderan

Memulai pendakian dari Desa Baderan, anda akan memulai dengan jalanan berbatu yang disusun rapi sepanjang jalur pendakian sampai di ujung ladang pertanian. Bentangan lembah yang sangat indah dengan beberapa air terjun akan disuguhkan di sebelah kanan anda. Jalur ini akan sangat menguras stamina anda, apalagi dengan berat ransel yang anda pikul. Sangat disarankan untuk menggunakan jasa ojek untuk sampai di ujung jalan berbatu ini. Dengan membayar 50.000 rupiah, anda akan menghemat waktu 2-3 jam melewati jalur ini.

Setelah berjalan kurang lebih 3-4 jam melewati jalan setapak yang sempit dan licin akibat seringnya dilalui sepeda motor, anda akan tiba di Pos Mata Air 1 (1.810 mdpl). Disini anda bisa makan siang dan mengisi persediaan air anda. Ada sungai kecil yang mengalir di sebelah kiri jalur pendakian. Anda harus turun sekitar 15 meter untuk dapat mencapai sungai ini.

Setelah Pos Mata Air 1, jalur pendakian masih berupa jalan setapak kecil yang akan mengantar anda sampai batas kawasan Suaka Margasatwa Hyang-Argopuro. Sekitar 45 menit berjalan dari batas kawasan, anda akan tiba di Pos Mata Air 2 (2.150 mdpl). Disini anda bisa bermalam dan mendirikan tenda. Area ini mampu menampung sampai 5 tenda kapasitas besar. Disini juga terdapat sungai kecil di sebelah kanan jalur dan sumber air terakhir sebelum anda tiba di Cikasur. Untuk mencapai sungai ini, anda harus turun sekitar 35 meter dari jalr pendakian. Sangat disarankan untuk mengisi semua persediaan air anda disini sebelum anda melanjutkan perjalanan menuju Cikasur.

Perjalanan selanjutnya menuju Cikasur (2.220 mdpl) akan terasa sangat panjang. Pastikan persediaan air anda cukup selama perjalanan karena anda tidak akan menemui sumber air lagi sampai anda tiba di Cikasur. Dari Pos Mata Air 2, anda akan berjalan menyusuri jalan setapak melewati Pos Alun-Alun Kecil (2.145 mdpl) yang merupakan padang savanna dengan pohon yang berdiri di tengah-tengah savanna. Selanjutnya mengikuti jalan setapak, anda akan tiba di Pos Alun-alun Besar (2.311 mdpl) yang juga merupakan bentangan savanna yang sangat luas. Disini anda bisa beristirahat untuk makan siang. Dari Pos Alun-alun Besar ini juga terdapat jalan pintas untuk menuju puncak. Jalur pintas ini nantinya akan bertemu dengan jalur dari Cikasur di savanna Lonceng. Jalur ini akan memangkas perjalanan anda sekitar 12 jam perjalanan. Perlu diingat juga bahwa sangat sedikit sekali orang yang paham jalur pintas ini. Dari Pos Alun-alun Besar anda akan melanjutkan perjalanan menuju Pos Cikasur yang bisa anda tempuh sekitar 3-4 jam perjalanan.

Cikasur (2.220 mdpl) merupakan padang savanna yang sangat luas. Pada era penjajahan Belanda, area ini juga difungsikan sebagai bandara untuk mengirim pasokan daging rusa. Di savanna Cikasur ini anda bisa melihat sisa-sisa bangunan yang digunakan oleh pasukan Belanda sebagai rumah jagal rusa. Di tengah-tengah savanna ini anda bisa menemukan sebuah sungai dengan air yang sangat jernih dan banyak ditumbuhi tanaman selada air. Area ini masuk dalam kawasan Cagar Alam Sungai Qolbu, anda bisa mengisi persediaan air anda di sungai ini. Anda juga bisa bermalam di savanna ini sebelum melanjutkan perjalanan.

Sebelum melanjutkan perjalanan, anda harus benar-benar memperhatikan jalur yang akan anda lalui. Karena apabila anda salah memilih jalur maka anda akan tersesat menuju ke Danau Tunjung. Jalur pendakian yang benar menuju Cisentor berada di sisi kanan Sungai Qolbu. Cisentor (2.445 mdpl) merupakan sebuah lembah yang berada di tepi sungai. Dari sini anda harus memilih jalur naik di sebelah pondok Cisentor untuk menuju ke Pos Rawa Embik (2.775 mdpl). Rawa Embik merupakan sebuah savanna yang terletak di tengah-tengah lembah, tempat ini bisa anda gunakan untuk bermalam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Puncak Argopuro. Ada sebuah sungai kecil disini yang bisa anda manfaatkan untuk mengisi persediaan air anda.

Dari Pos Rawa Embik anda harus memastikan membawa cadangan air yang cukup untuk perjalanan menuju ke Puncak sampai tiba di Danau Taman Hidup. Kurang lebih 3 jam perjalanan dari Rawa Embik anda akan tiba di Savanna Lonceng. Sebelah kiri Savanna Lonceng adalah Puncak Rengganis (3.060 mdpl) yang juga merupakan sebuah kawah mati. Di Puncak Rengganis anda juga bisa menemukan reruntuhan istana yang dipercaya sebagai istana Dewi Rengganis. Di sebelah kanan Savanna Lonceng adalah Puncak Argopuro (3.088 mdpl) yang bersebelahan dengan Puncak Arca (3.015 mdpl).

Selanjutnya anda harus melanjutkan perjalanan turun melewati jalur setapak setelah Puncak Arca. Anda harus berhati-hati karena jalur ini sangat sempit dan curam. Kurang lebih 1 jam perjalanan turun, anda akan tiba di Pos Cemara Lima. Dari sini anda harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam melintasi lereng Gunung Taman Kering dan hutan lumut sebelum anda sampai di Danau Taman Hidup (1.956 mdpl). Anda bisa bermalam dan mengisi persediaan air anda di danau ini. Kondisi air di danau ini tidak terlalu bagus, sangat disarankan untuk merebusnya terlebih dahulu sebelum anda minum. Apabila anda tidak ingin bermalam disini, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Desa Bremi. Kurang lebih 3 jam perjalanan dari Danau Taman Hidup menyusuri jalan setapak menurun di tengah hutan tropis dan perkebunan damar, anda akan tiba di pondok perbatasan hutan dengan ladang. Dari sini anda masih harus melanjutkan perjalanan melewati ladang-ladang pertanian selama 30 menit untuk sampai di Pos Pendakian Bremi. Berhati-hatilah melintasi jalanan ini karena banyak percabangan, anda bisa bertanya kepada petani untuk mengetahui jalan menuju Pos Pendakian Bremi.

Pendakian Gunung Argopuro Via Bremi

Rute pendakian dari Desa Bremi sama dengan rute yang dilalui dari Desa Baderan, hanya berbalik arah. Dari Pos Pendakian Bremi anda harus menuju Danau Taman Hidup yang memerlukan waktu seitar 4 jam perjalanan. Anda bisa istirahat dan makan siang di Danau Taman Hidup. Pastikan anda memiliki cadangan air yang cukup sebelum anda melanjutkan perjalanan, karena anda tidak akan menjumpai sumber air lagi sampai anda tiba di Pos Rawa Embik.

Jika anda mampu berjalan dengan cepat, maka anda akan membutuhkan sekitar 3 jam untuk sampai di Pos Cemara Lima. Anda bisa bermalam di area ini atau memilih untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Puncak. Dari pos Cemara Lima menuju puncak anda harus benar-benar memperhatikan penunjuk jalan yang tersedia, karena apabila anda salah memilih jalur maka anda akan memutar sampai ke Pos Cisentor tanpa melalui puncak. Dari Cemara Lima anda akan membutuhkan sekitar 3-4 jam perjalanan mendaki tebing curam untuk tiba di Savanna Lonceng.

Setelah tiba di Savanna Lonceng, anda bisa mulai untuk mendaki ketiga puncak yang ada di sekitar anda. Dari Savanna Lonceng, anda harus mengikuti jalur setapak menurun menuju ke Pos Rawa Embik, disini anda bisa mengisi persediaan air minum anda dengan air bersih dari sungai kecil yang mengalir disini.

Dari Pos Rawa Embik anda hanya perlu mengikuti jalur pendakian untuk menuju ke Pos Cisentor. Dari Pos Cisentor anda harus menyeberangi sungai kemudian mendaki tebing curam untuk menuju ke Pos Cikasur. Anda harus berhati-hati karena jalan yang anda lalui sangat sempit dan jurang terbentang di sisi kanan anda. Dibutuhkan kurang lebih 2 jam perjalanan untuk tiba di Cikasur dari Pos Cisentor.

Tiba di Pos Cikasur anda bisa bermalam dan mengisi persediaan air anda. Dari Pos Cikasur anda bisa melanjutkan perjalanan langsung menuju ke Pos Pendakian Baderan jika anda tidak lelah. Perjalanan dari Cikasur sampai batas ladang memerlukan waktu sekitar 7 jam perjalan. Sangat disarankan apabila anda memiliki nomer telepon Pos Pendakian Baderan karena anda bisa memesan jasa ojek motor untuk menjemput anda dari batas ladang menuju Pos Pendakian Baderan dengan biaya 50.000 rupiah.

Semua aspek tentang pendakian Gunung Argopuro telah kita bahas. Sekarang saatnya untuk membahas Gunung Argopuro itu sendiri! Bagi anda yang penasaran, dibawah ini anda akan menemukan penjelasan tentang Pegunungan Hyang-Argopuro, beserta dengan sejarah dan mitosnya.


Gunung Argopuro dan serba-serbinya


Gunung Argopuro adalah sebuah gunung berapi kompleks yang terdapat di Jawa Timur. Titik tertinggi Gunung Argopuro berada pada ketinggian 3.088 mdpl. Gunung Argopuro merupakan bekas gunung berapi yang kini sudah tidak aktif lagi.

Gunung Argopuro sendiri masuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang dengan luas area sekitar 14.117 Ha. Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang-Argopuro sendiri memiliki beberapa tipe ekosistem antara lain sebagai berikut:

Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Pada tipe ekosistem ini memiliki vegetasi hutan tropis, terletak pada ketinggian 1200 – 1900 mdpl. Komposisi jenis dan struktur vegetasinya beragam mulai dari tumbuhan bawah, semak, perdu, tumbuhan tingkat semai, pancang dan pohon. Pohon-pohon yang berada dalam kawasan ini bisa mencapai tinggi lebih dari 30 meter. Adapun jenis – jenis vegetasi yang ada dalam ekosistem ini antara lain Jamuju (Podocarpus imbricatus), Pasang (Quercus sp), Sapen (Engelhardia spicata) dan Tutup (Homalanthus sp).

Ekosistem Hutan Cemara

Terdapat pada ketinggian 2000-3000 mdpl. Tipe ekosistem ini didominasi vegetasi hutan cemara (Casuarina junghuniana), sering disebut hutan coniver karena didominasi oleh pohon berdaun jarum. Hutan cemara merupakan hutan sekunder yang telah mencapai klimaks dan mampu tumbuh secara alami pada daerah – daerah abu vulkanis, tanah longsor, lereng – lereng berbatu dan jurang berpasir. Pada lantai bawah ditumbuhi oleh herba pegunungan, antara lain Euphorbia javanica, Poligonum chinense, Pteridium, dan Elsholzia Pubescens.

Ekosistem Savana

Tipe ekosistem savana ini terjadi akibat adanya kerusakan hutan yang terus menerus karena adanya kebakaran. Ekosistem ini terdapat di Alun-alun Besar, Cikasur, Alun-alun Kecil, dan Savana Lonceng. Jenis – jenis yang dominan diantaranya Alang-alang (Imperata cylindrica), Pennisetum alopecurodies, Euphorbia sp dan Pteridium sp.

Ekosistem Rawa/Danau

Ekosistem rawa atau danau dalam kawasan terutama terkonsentrasi di sekitar Danau Taman Hidup dan Danau Tunjung yang didominasi oleh jenis – jenis herba, antara lain : Alchemilla villosa, Eriocaulon sollyanum, Rynchospora rungosa, Carex sp, Cyperus flairdus, Oeennantjhe javanica,dan Scirpus spp.

Selain ragam ekosistem yang memukau, anda juga bisa menjumpai beberapa jenis fauna yang hidup di kawasan Suaka Margasatwa Hyang-Argopuro. Jenis fauna yang dapat dijumpai antara lain Rusa Timor (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus scrofa dan Sus verocosus–verocosus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Musang (Mustela flavigola dan Mustela lutreola) dan Lutung Jawa (Tracypithecus auratus). Berbagai jenis burung banyak terdapat di dalam kawasan ini antara lain Ayam Hutan (Gallus varius dan Gallus gallus), burung Merak (Pavo muticus) dan Elang (Falconidae).

Selain deretan flora dan fauna yang sangat menarik untuk dilewatkan, kawasan Pegunungan Hyang-Argopuro sendiri juga memiliki sejarah era penjajahan Belanda di Indonesia. Anda bisa melihat bukti sejarah tersebut di area Savanna Cikasur. Sebuah dataran luas yang dulunya difungsikan sebagai landasan pesawat terbang. Pasukan Belanda membangun landasan di tempat ini untuk mengirim pasokan daging rusa. Anda juga bisa melihat beberapa bangunan peninggalan Belanda di Savanna Cikasur yang dulunya difungsikan sebagai rumah jagal rusa.

Selain Cikasur, Puncak Rengganis juga memiliki nilai sejarah tersendiri. Beberapa ahli geologi menyatakan bahwa Puncak Rengganis dulunya adalah sebuah kawah gunung berapi. Apabila anda berada disini, anda masih akan memcium sisa-sisa bau belerang. Selain bekas kawah, apabila anda berkeliling di seputaran Puncak Rengganis, anda akan menemukan reruntuhan bangunan yang tersusun rapi menyerupai sebuah candi. Warga lokal percaya bahwa tempat ini dulunya adalah istana dari Dewi Rengganis, seorang putri dari jaman Kerajaan Majapahit.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder