Contents
Erupsi Gunungapi Soputan 16 Desember 2018
Pendahuluan
Gunungapi Soputan merupakan gunungapi bertipe strato yang terletak di Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. Ketinggian puncak G. Soputan sekitar 1784 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan kubah lava di Puncak Soputan teramati sejak tahun 1991, hingga meluber keluar bibir kawah menyebabkan seringnya terjadi guguran lava, dengan jarak luncur sekitar 2 hingga 6.5 km dari puncak ke arah barat (yang terjauh), timur dan utara. Pemukiman penduduk terdekat berada pada jarak sekitar 8-10 km dari puncak. Pada saat musim hujan dapat terjadi pembentukan uap dari air hujan oleh kubah lava yang masih panas dan dapat memicu terjadinya letusan sekunder, yaitu berupa letusan freatik (letusan uap) yang dapat memicu guguran kubah lava dan awan panas guguran. Pada daerah perkemahan (camping ground) di lereng timur laut berjarak sekitar 3 sampai 4 km dari puncak G. Soputan, berpotensi terlanda hujan abu lebat dan berpotensi terlanda lontaran pasir, kerikil hingga batu (pijar). Endapan material letusan G. Soputan utamanya di lereng sebelah barat – tenggara, apabila terjadi hujan lebat dapat mengakibatkan terjadinya aliran lahar yang mengarah ke: S. Ranowangko, S. Lawian, S. Popang, Londola Kelewehu dan Londola Katayan. Potensi bahaya lainnya adalah guguran lava yang masih sering terjadi di sekitar tubuh gunungapi, umumnya terjadi di bagian utara dan timur. Tetapi yang harus diwaspadai adalah jika terjadi guguran kubah lava yang diikuti awan panas guguran ke arah barat (Silian), karena bukaan kawahnya menuju ke daerah tersebut. Potensi bahaya erupsi G. Soputan dapat berupa abu vulkanik yang dapat berdampak pada keselamatan penerbangan.
Tingkat Aktivitas
Perubahan status G. Soputan mulai dari tanggal 6 Mei 2014 hingga saat ini adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 6 Mei 2014 tingkat aktivitas ditingkatkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pukul 11:00 WITA.
2. Pada tanggal 7 Agustus 2014 tingkat aktivitas diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) pukul 12.00 WITA.
3.
Pada tanggal 26 Desember 2014 tingkat aktivitas ditingkatkan dari Level
II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pukul 03:00 WITA.
4. Pada tanggal 3 Juli 2015 tingkat aktivitas diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) pukul 16.30 WITA.
5.
Pada tanggal 4 Januari 2016 tingkat aktivitas ditingkatkan dari Level
II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pukul 18.00 WITA.
6. Pada tanggal 21 April 2016 tingkat aktivitas diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) pukul 12.00 WITA
7.
Pada tanggal 3 Oktober 2018, tingkat aktivitas ditingkatkan dari Level
II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) pukul 01.00 WITA
Pemantauan Gunung Api
G. Soputan saat ini dimonitor dengan jaringan pemantauan 4 Stasiun Seismik dan 1 Stasiun Tiltmeter. Terdapat 5 orang pengamat gunung api yang ditempatkan di Pos Pengamat Gunung Api Soputan. Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga) laporan rutin dilakukan setiap 6 jam setiap hari.
Kronologi Erupsi
Data
pemantauan G. Soputan dari periode Agustus hingga awal Oktober 2018
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada tanggal 3 Oktober
2016 pukul 01:00 WITA tingkat aktivitas G. Soputan dinaikkan dari Level
II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Periode erupsi G. Soputan
kemudian terjadi pada 3-4 Oktober 2018. Setelah itu aktivitas kegempaan
G. Soputan cenderung mengalami penurunan. Pada hari Sabtu 15 Desember
2018 mulai pukul 17.00 WITA data seisimik menunjukkan adanya peningkatan
yang cepat dan signifikan. Peningkatan kegempaan terus terjadi dan
akhirnya pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2018 pukul 01:02 WITA
terekam gempa letusan dengan amplitudo maksimum 40 mm (overscale) dengan
durasi 598 detik, disertai suara gemuruh yang terdengar dengan
intensitas lemah-sedang dari Pos Pengamatan Gunungapi Soputan yang
berada di Silian Raya (sekitar 10 km di sebelah Baratdaya puncak G.
Soputan). Ketinggian kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut.
Pada hari Minggu 16 Desember 2018 sekitar pukul 03:09 WITA teramati
sinar api di atas puncak G. Soputan dan tinggi kolom erupsi ± 3.000 m di
atas puncak (± 4.809 m di atas permukaan laut) dengan kolom abu
berwarna kelabu dan intensitas tebal condong ke tenggara. Pada pukul
05:40 WITA tinggi kolom erupsi ± 7.000 m di atas puncak (± 8.809 m di
atas permukaan laut) dengan kolom abu berwarna kelabu dan intensitas
tebal condong ke tenggara. Hingga pukul 08:00 WITA, VONA telah terbit
sebanyak 2 kali pada tanggal 16 Desember 2018 yaitu pada pukul 04:00
WITA dengan kode warna ORANGE dan pada pukul 05:54 WITA dengan kode
warna RED. Hingga saat ini tremor menerus masih terus terekam dengan
amplitudo maksimum (overscale) mengindikasikan bahwa aktivitas erupsi
masih terus berlangsung.
Kesimpulan
Hingga
saat ini Status G. Soputan masih berada pada Level III (Siaga) dengan
rekomendasi zona bahaya yaitu radius 4 km dan perluasan sektoral ke arah
barat-baratdaya sejauh 6.5 km. Masyarakat di sekitar G. Soputan
dihimbau untuk menyiapkan masker pelindung mulut dan hidung untuk
menghindari potensi bahaya abu vulkanik untuk sistem pernafasan.
Masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu
di G. Soputan agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di
musim hujan.
Erupsi Gunungapi Soputan (Sulawesi Utara) 3 Oktober 2018
Setelah dinaikkan statusnya pada tanggal 3 Oktober 2018 pukul 01:00 WITA (lihat di: https://magma.vsi.esdm.go.id/press/view.php?id=168), episode erupsi Gunungapi Soputan dimulai pada hari yang sama pukul 08:47 WITA. Erupsi tersebut memiliki tinggi kolom abu mencapai sekitar 4000 m di atas puncak (sekitar 5800 m di atas permukaan laut) dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dengan durasi sekitar 6 menit. Penyebaran abu vulkanik dominan ke arah Barat-Baratlaut.
Setelah erupsi terjadi, amplitudo seismik (RSAM – Realtime Seismic Amplitude Measurement) yang merefleksikan energi aktivitas magmatik G. Soputan terus mengalami peningkatan. Erupsi kemudian kembali terjadi, hingga pukul 12:00 WITA teramati erupsi susulan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu masing-masing pada pada pukul 10:44 WITA dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2000 m di atas puncak (sekitar 3800 m di atas permukaan laut), pukul 11:12 WITA dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2500 m di atas puncak (sekitar 4300 m di atas permukaan laut) dan pukul 11:52 dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 5000 m di atas puncak (sekitar 6800 m di atas permukaan laut).
Dari kemarin hingga saat ini telah terkirim VONA sebanyak 5 kali secara bertahap dari YELLOW (sejak 2 Oktober 2018 pukul 18:46 WITA) kemudian ke ORANGE (3 Oktober 2018 pukul 09:09 WITA, pukul 11:10 WITA dan pukul 11:59 WITA) dan terakhir berubah menjadi RED pada 3 Oktober 2018 pukul 12:18 WITA.
Saat ini, stasiun seismik PVMBG yang terpasang di beberapa lokasi di sekitar G. Soputan masih terus merekam kegempaan yang didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo bervariasi hingga melebihi batas kemampuan alat untuk merekam (overscale). Data anomali termal satelit menunjukkan peningkatan temperatur yang signifikan di puncak G. Soputan dengan Volcanic Radiative Power (VRP) mencapai 186 MW.
Hasil analisis data pemantauan G. Soputan terkini mengindikasikan bahwa aktivitas magmatik G. Soputan saat ini masih tinggi dan masih berpotensi untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif berupa kolom abu vertikal maupun secara efusif berupa aliran/guguran lava maupun awan panas. Hingga tanggal 3 Oktober 2018 pukul 12:00 WITA dapat disimpulkan bahwa status aktivitas G. Soputan masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak dan perluasan sektoral sejauh 6.5 km dari puncak ke arah Barat-Baratdaya. Masyarakat di sekitar G. Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan dari kemungkinan hujan abu.
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun tetap menjaga kesiapsiagaan dengan mengikuti perkembangan aktivitas G. Soputan antar waktu melalui web MAGMA Indonesia (https://magma.vsi.esdm.go.id) maupun melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store.
Peningkatan Status Gunung Soputan, Sulawesi Utara pada 3 Oktober 2018 pukul 01:00 WITA
Gunungapi Soputan merupakan gunungapi strato yang terletak pada posisi geografis 1 deg 06 min 30 sec Lintang Utara dan 124 deg 44 min Bujur Timur. Secara administratif berada di Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. Ketinggian G. Soputan sekitar 1784 m di atas permukaan laut. Aktivitas vulkanik G. Soputan di permukaan dicirikan oleh hembusan gas maupun pertumbuhan kubah lava. Kubah lava ini sering diikuti aliran/guguran lava ke arah Barat-Baratdaya, Utara dan Timur. Berdasarkan sejarahnya, erupsi G. Soputan dapat bersifat eksplosif berupa letusan abu vertikal maupun efusif berupa aliran/guguran lava maupun awan panas.
HASIL PEMANTAUAN DAN ANALISIS
Pemantauan secara visual maupun instrumental dapat disarikan sebagai berikut:
1)
Pemantauan secara visual dengan kamera termal pada malam hari
menunjukkan adanya citra panas di puncak G. Soputan yang mengindikasikan
adanya lava bertemperatur tinggi.
2) Kegempaan vulkanik mulai
mengalami peningkatan pada bulan September 2018 dari sekitar 2
gempa/hari menjadi 101 gempa/hari pada 2 Oktober 2018. Pada rentang
waktu yang sama, aktivitas Hembusan mengalami peningkatan dari sekitar
2-6 kejadian/hari menjadi 851 kejadian/hari pada 2 Oktober 2018.
3)
Aktivitas Guguran Lava mengalami peningkatan secara perlahan mulai
pertengahan Juli 2018 hingga akhir Agustus 2018 dari sekitar 3
kejadian/hari menjadi sekitar 16 kejadian/hari. Namun sejak September
2018 hingga 2 Oktober 2018, jumlah Guguran Lava mengalami peningkatan
yang lebih signifikan dari sekitar 16 kejadian/hari menjadi 193 kejadian
per hari.
4) Amplitudo seismik (RSAM – Realtime Seismic Amplitude
Measurement) menunjukkan trend akselerasi (percepatan) terutama mulai
pada 2 Oktober 2018 sekitar pukul 16:00 WITA.
TINGKAT AKTIVITAS DAN REKOMENDASI
Hasil
analisis data pemantauan mengindikasikan bahwa potensi terjadinya
erupsi G. Soputan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi potensi erupsi tersebut maka terhitung tanggal 3 Oktober 2018 pukul 01:00 WITA, status aktivitas G. Soputan ditingkatkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) dengan rekomendasi sebagai berikut:
1)
Masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km
dari puncak G. Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah
Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan
kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
2)
Masyarakat di sekitar G. Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker
penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan
saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
3) Masyarakat agar
mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah
terjadinya erupsi yaitu dimana material erupsi terbawa oleh air,
terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng G. Soputan,
seperti di antaranya Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang dan
Londola Kelewahu.
4) Masyarakat di sekitar G. Soputan diharap tetap
tenang, tidak terpancing isu-isu letusan G. Soputan. Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan BNPB,
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Badan Penanggulangan Bencana
Daerah), Pemerintah Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan dan Minahasa
Tenggara tentang aktivitas G. Soputan. Masyarakat harap selalu mengikuti
arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
5) Pemerintah
Daerah agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Soputan di
Silian Tiga, Kecamatan Silian Raya, Kabupaten Minahasa Tenggara,
Provinsi Sulawesi Utara atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi di Bandung.
6) MAGMA Indonesia dapat diakses melalui website https://magma.vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di
Google Play. Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan dengan
melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aktivitas G. Soputan
melalui fitur Lapor Bencana. Para pemangku kepentingan di sektor
penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for
Aviation).
Upaya kesiapsiagaan telah dan terus dilakukan oleh PVMBG melalui koordinasi secara rutin dengan stakeholders terkait (Pemda, BPBD, bandara dan pihak terkait lainnya) sehingga langkah-langkah strategis dapat dilakukan oleh berbagai pihak sesuai dengan tugasnya masing-masing. Peringatan dini untuk keselamatan penerbangan telah dilakukan dengan pengiriman VONA dengan kode warna Yellow pada 2 Oktober 2018 pukul 17:46 WITA.
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM
0 Komentar